TEMPO.CO< Jakarta - Nama Arvila Delitriana atau akrab disapa Dina mulai dikenal masyarakat sebagai perancang jembatan lengkung terpanjang di dunia, yaitu jembatan kereta cepat Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi alias LRT Jabodebek. Dina mengatakan keahliannya mendesain jembatan banyak diasah dari pengalamannya saat mendesain berbagai jembatan.
Menurut Dina, pendalaman ilmu tentang jembatan diperoleh pada saat terjun langsung di pekerjaan mendesain jembatan, dengan dasar-dasar ilmu yang diperoleh pada saat kuliah di ITB. "Kalau dasar-dasar ilmu jembatan jelas didapat pada saat kuliah," kata dia kala berbincang dengan Tempo, Kamis malam, 14 November 2019.
Saat kuliah di Bandung pada 1989, Dina mengatakan percabangan ilmu Teknik Sipil seperti struktur dan geoteknik masih menyatu. Belum ada pengkhususan soal jembatan. "Saya hanya belajar jembatan satu semester, itu pun sangat umum," ujar mojang kelahiran 49 tahun silam itu
Selepas lulus kuliah, ia sempat bekerja di sebuah perusahaan bidang perancangan gedung di Jakarta selama lima tahun. Pada 2000, ia memutuskan kembali ke ITB untuk menempuh pendidikan S2 untuk menekuni geoteknik.
"Karena waktu desain jembatan itu kan membutuhkan pondasi. Saya sempat kewalahan saat menghitung pondasinya karena belum ada pendalaman ke situ. Makanya akhirnya saya ambil S2 geoteknik," kata Dina.
Di sana lah, ia bertemu dengan Jodi Firmansyah, pakar jalan dan jembatan dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB. Kala itu, Jodi meminta Dina untuk membantu proyek-proyeknya. Di bawah asuhan Jodi, Dina pun mengenal jembatan lebih mendalam.
"Beliau masternya jembatan, saya kebagian ilmunya saja," tuturnya. Sejumlah proyek jembatan pun dilahap oleh ibu dua anak tersebut. Beberapa proyek jembatan lengkung yang pernah diselami Dina antara lain Jembatan Semanggi dan Jalan Layang Busway Adam Malik di Jakarta.